BONSERNEWS.com- stunting merupakan masalah nasional, di mana kekurangan gizi kronis menjadi penyebabnya.
Ciri stunting adalah balita dengan perawakan pendek dengan tinggi badan menurut usia di bawah 2 standar deviasi (SD). Penyebab stunting adalah kekurangan gizi kronik.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyemprot kementerian/lembaga agar tak selalu memberikan bantuan biskuit kepada anak dalam program pengentasan stunting di Indonesia.
Baca Juga: Cek Bunda! Berikut Penyebab hingga Ciri Anak yang Mengalami Stunting
Menurut Jokowi, kebutuhan gizi anak-anak tak selalu bisa dipenuhi melalui biskuit.
"Saya lihat di lapangan dari kementerian/lembaga masih memberikan biskuit pada anak, cari mudahnya saya tahu, lelangnya gampang. Kalau telur, ikan, kan gampang busuk, gampang rusak, cari mudahnya aja. Jangan dilakukan lagi," ujar Jokowi saat membuka Rakernas BKKBN di Jakarta Timur, Rabu, 25 Januari 2023.
Baca Juga: Mengenal Stunting, Masalah yang Ingin Diselesaikan Jokowi Untuk Pembangunan Generasi Emas Indonesia
Menurut Jokowi, jika kebutuhan gizi bayi dan anak-anak harus dipenuhi melalui ikan dan telur, maka kedua komoditas itu yang harus diberikan, bukan melalui biskuit. Jokowi meminta agar kementerian/lembaga tidak mencari gampangnya saja.
"Ya itu kan cari gampannya saja, ada anggaran, gampang prosedurnya, gampangnya lelang. Lelang gampang ya biskuit, tapi ya enggak kena, yang dibutuhkan protein, kok. Kok, dikasihnya biskuit, dikasih kopi susu saset," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, stunting atau mal nutrisi pada anak merupakan persoalan serius di bangsa ini.
"Saya masuk di 2014 angkanya di 37 persen. Saya kaget tadi disampaikan Pak Menkes di 2022 angkanya sudah turun jadi 21,6 persen. Ini kerja keras kita semuanya," ujar Jokowi.
Jokowi menyebut stunting bukan hanya mengakibatkan tinggi badan anak yang kurang, tetapi yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan munculnya penyakit-penyakit kronis. Oleh karena itu, Jokowi meminta angka stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen pada tahun 2024.
Kepala negara juga meminta agar BKKBN segera mendata secara lengkap identitas anak yang mengalami stunting. Menurut Jokowi, identitas tersebut dapat mempermudah pemberian bantuan agar tingkat stunting dapat diteken.
"Kita harus secepatnya secara nasional memiliki itu. Untuk mencegah stunting. Sehingga tembakannya jelas, sasarannya jadi jelas. Karena jumlah balita di negara kita bukan jumlah kecil, 21,8 juta," kata Jokowi. []
Artikel Terkait
Jurus Catin, Tips Ampuh Para Calon Pengantin untuk Hindari Stunting, Bayi Auto Tumbuh Sehat
Guyur Dana Rp259 Miliar untuk Stunting, Sri Mulyani: Kita Ciptakan Gizi Seimbang untuk Generasi Emas Indonesia
Kemenkes Masih Berikan Biksuit untuk Pencegahan Stunting Anak, Jokowi: Keliru!
Bantu Program Pemerintah Turunkan Angka Stunting Anak di Indonesia, Ini Pesan Kapolri ke Jajaranya
Kemenkes Sebut Angka Stunting Turun, DPR: Survei Darimana! Bentuk Program Bantuan Gizinya Saja Belum Jelas