BONSERNEWS.com – Gagal tumbuh atau stunting di Indonesia menjadi masalah yang serius serta ingin ditindaklanjuti oleh Presiden Jokowi.
Menurut data dari World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia, suatu negara dikatakan memiliki masalah stunting bila kasusnya mencapai angka di atas 20%.
Selain itu, berkaca di Indonesia, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2021 saja, kasus balita yang mengalami stunting di Indonesia sebanyak 24,4%, sehingga hal itu masuk ke dalam salah satu masalah yang perlu ditanggulangi.
Baca Juga: Mengenal Stunting, Masalah yang Ingin Diselesaikan Jokowi Untuk Pembangunan Generasi Emas Indonesia
Presiden Joko Widodo menginstruksikanm, bahwa stunting masih menjadi masalah besar dan harus segera diselesaikan di Tanah Air.
Apalagi, stunting dapat memengaruhi kualitas sumber daya manusia sebuah negara, bukan hanya berdampak kepada kondisi fisik anak, melainkan juga kesehatan hingga kemampuan berpikir anak.
“Dampak stunting ini bukan hanya urusan tinggi badan, tetapi yang paling berbahaya adalah nanti rendah kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan yang ketiga munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk ke tubuh anak,” ungkap mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Selain itu, Jokowi juga menegaskan bahwa penurunan angka stunting di Indonesia bisa tercapai jika semua pihak bekerja sama dan gotong royong. Saat ini, angka stunting di Indonesia telah mengalami penurunan dari 37% pada tahun 2014 menjadi 21,6% di tahun 2022.
“Saya yakin dengan kekuatan kita bersama, semuanya bergerak, angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama,” kata Jokowi.
Lantas, apa saja sih penyebab, ciri-ciri anak, hingga deteksi dini anak yang mengalami stunting? Dilansir dari berbagai sumber, berikut penjelasannya
Deteksi dini stunting
Pertumbuhan dan perkembangan adalah hal yang seharusnya selalu dipantau pada setiap kunjungan ke dokter. Melalui pemantauan pertumbuhan anak biasanya dilakukan dengan memplot berat badan dan tinggi badan ke dalam suatu kurva pertumbuhan.
Seorang anak akan dikatakan pendek jika tinggi badan atau panjang badan menurut usia lebih dari dua standar deviasi di bawah median kurve standar pertumbuhan anak WHO.
Artikel Terkait
Guyur Dana Rp259 Miliar untuk Stunting, Sri Mulyani: Kita Ciptakan Gizi Seimbang untuk Generasi Emas Indonesia
Kemenkes Masih Berikan Biksuit untuk Pencegahan Stunting Anak, Jokowi: Keliru!
Bantu Program Pemerintah Turunkan Angka Stunting Anak di Indonesia, Ini Pesan Kapolri ke Jajaranya
Kemenkes Sebut Angka Stunting Turun, DPR: Survei Darimana! Bentuk Program Bantuan Gizinya Saja Belum Jelas
Mengenal Stunting, Masalah yang Ingin Diselesaikan Jokowi Untuk Pembangunan Generasi Emas Indonesia