Oleh: Arimbi Bimoseno, Penulis Bonsernews.com
Di sebuah desa kecil yang dikelilingi sawah hijau dan pegunungan yang tenang, tinggal seorang pria bernama Rahmat.
Ia adalah sosok yang bijaksana, yang selalu merenung tentang makna hidup dan kematian.
Baca Juga: Cerpen: Ikhlas
Rahmat telah tinggal di desa ini sepanjang hidupnya, dan setiap sudut tanah kelahirannya penuh dengan kenangan masa kecil yang indah.
Namun, selama beberapa tahun terakhir, Rahmat mulai merasa terganggu dengan pikiran tentang kematian.
Baca Juga: Cerpen: Getaran
Ia sering duduk di bawah pohon rindang yang telah tumbuh di halaman belakang rumahnya, memandangi langit biru yang tak berbatas, dan merenung tentang apa yang akan terjadi setelah hidup ini berakhir.
Kadang-kadang, Rahmat merasa bahwa kematian sudah begitu dekat, dan pikiran ini membuatnya cemas.
Baca Juga: Cerpen: Ayah
Ia merenung tentang pertemuan dengan orang-orang yang telah pergi sebelumnya, termasuk ayahnya yang meninggal ketika ia masih muda.
Apakah mereka menanti di tempat lain? Apakah kematian adalah akhir dari segalanya?
Ia mencari jawaban dalam agamanya, berbicara dengan pendeta setempat, dan membaca kitab suci.
Meskipun ia menemukan sejumput penghiburan dalam imannya, kegelisahannya tidak hilang begitu saja.
Artikel Terkait
Cerpen: Ibu
Cerpen: Saat Langit Gelap Tertutup Awan
Cerpen: WhatsApp
Cerpen: PHK
Cerpen: Perjalanan
Cerpen: Saat Menatap Langit Mendung